PENDATAAN DAN VALIDASI REALISASI DATA 8355 DI SEKOLAH SDN KEBAYORAN LAMA UTARA 07 PG. DALAM PENERAPAN MATA KULIAH CHARACTER BUILDING BERSAMA TEACH FOR INDONESIA

Pendataan dan Validasi Realisasi Data 8355 di Sekolah SDN Kebayoran Lama Utara 07 PG. Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building Bersama Teach For Indonesia

TFI Logo 2

logo-binus

Kelas : LI01

Dosen : Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H.

Waktu : Selasa,  8 Desember 2015

Pukul : 08.00 – 10.00

Lokasi : Jl. Bendi VIII No. 10

 

Tim yang hadir :

Ketua : Dhea Kartiko Pramudito

Anggota :

  1. Muhammad Hilriansyah
  2. Adam Dwi Susanto
  3. Yudha Darmawan G
  4. Alvin Cunwinata
  5. Calvyn Julian
  6. Yuvento Cungiono

71849

71851

71850

71852

 

Teori :

Hal – hal yang diajarkan dari mata kuliah Character Building : Professional Development yaitu karakter kami dididik untuk bekerja secara professional. Di Character Building : Professional Development, kita juga diajarkan berbagai teori etika, seperti Utilitarianisme Ethics, Duty Based Ethics, dan lain-lain.

 

Persiapan :

Persiapan yang kami lakukan sebelum melakukan kegiatan validasi data 8355 adalah meminta data 8355 dari TFI yang berasal dari Dinas. Sesampainya kami di sekolah SDN Kebayoran Lama Utara 07 PG, kami mencocokkan data 8355 yang kami minta dari TFI dengan data 8355 dari sekolah.

 

Metode :

Kami mencocokkan data 8355 yang kami dapat dari Dinas dengan data 8355 dari sekolah

 

Pengukuran Kinerja :

72008

 

Survey Internal:

Menurut kami, seluruh anggota kelompok kami telah melakukan kegiatan ini dengan baik. Seluruh anggota kami aktif berpartisipasi dan bersikap sopan.

 

Hasil Kegiatan :

Validasi data 8355 yang kami dapat dari Dinas dengan data 8355 dari sekolah

 

Kesimpulan kegiatan validasi 8355 :

Dari kegiatan validasi data 8355, kami menyimpulkan bahwa terdapat 2 siswa/i yang tidak terdaftar di data 8355 dari sekolah

 

Kesimpulan Kegiatan :

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah masih ada beberapa hal yang harus kami perbaiki lagi, karena kurangnya pengalaman kami bekerja di lapangan.
Perbaikan yang akan kami lakukan untuk kegiatan selanjutnya adalah lebih mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan selanjutnya

 

Jumlah Peserta :

  • 7 anggota kelompok

PENDATAAN DAN VALIDASI REALISASI KARTU JAKARTA PINTAR DI SEKOLAH SDN KBAYORAN LAMA UTARA 07 PG. DALAM PENERAPAN MATA KULIAH CHARACTER BUILDING BERSAMA TEACH FOR INDONESIA

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di Sekolah SDN Kebayoran Lama Utara 07 PG. Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building Bersama Teach For Indonesia

TFI Logo 2

logo-binus

Kelas : LI01

Dosen : Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H.

Waktu : Selasa, 1 Desember 2015

Pukul : 08.00 – 10.00

Lokasi : Jl. Bendi VIII No 10

 

Tim yang hadir :

Ketua : Dhea Kartiko Pramudito

Anggota :

  1. Muhammad Hilriansyah
  2. Adam Dwi Susanto
  3. Yudha Darmawan G
  4. Alvin Cunwinata
  5. Calvyn Julian
  6. Yuvento Cungiono

71849

71850

71851

71852

Teori :

Hal – hal yang diajarkan dari mata kuliah Character Building : Professional Development yaitu karakter kami dididik untuk bekerja secara professional. Di Character Building : Professional Development, kita juga diajarkan berbagai teori etika, seperti Utilitarianisme Ethics, Duty Based Ethics, dan lain-lain.

 

Persiapan :

Persiapan yang kami lakukan sebelum melakukan kegiatan wawancara Kartu Jakarta Pintar adalah melakukan survey lokasi sekolah dan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan kegiatan wawancara Kartu Jakarta Pintar.

 

Metode :

Kami mengumpulkan anak – anak kedalam satu kelas, lalu kami membagi menjadi 7 kelompok kecil. Dan masing – masing dari kami melakukan wawancara kepada masing – masing kelompok.

 

Pengukuran Kinerja :

72007

Survey Internal:

Menurut kami, seluruh anggota kelompok kami telah melakukan kegiatan ini dengan baik. Seluruh anggota kami aktif berpartisipasi dan bersikap sopan.

 

Hasil Kegiatan :

Menginput laporan hasil wawancara Kartu Jakarta Pintar baik dari siswa maupun sekolah dari kuisioner KJP ke google docs yang diberikan oleh Teach For Indonesia(TFI).

 

Kesimpulan Kegiatan KJP :

Kesimpulan yang kami dapatkan dari kegiatan wawancara Kartu Jakarta Pintar ini adalah KJP sudah terlaksana dengan cukup baik dalam sekolah ini, tetapi ada pihak yang masih memungut biaya pengurusan KJP

 

Kesimpulan Kegiatan :

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah masih ada beberapa hal yang harus kami perbaiki lagi, karena kurangnya pengalaman kami bekerja di lapangan
Perbaikan yang akan kami lakukan untuk kegiatan selanjutnya adalah lebih mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan selanjutnya

 

Jumlah Peserta :

  • 7 anggota kelompok
  • 16 siswa SDN Kebayoran Lama Utara 07 PG

PENDATAAN DAN VALIDASI REALISASI DATA 8355 DI SEKOLAH SDN MANGGARAI 19 PG. DALAM PENERAPAN MATA KULIAH CHARACTER BUILDING BERSAMA TEACH FOR INDONESIA

Pendataan dan Validasi Realisasi Data 8355 di Sekolah SDN Manggarai 19 PG. Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building Bersama Teach For Indonesia

TFI Logo 2

logo-binus

 

Kelas : LI01

Dosen : Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H.

Waktu : Selasa,  24 November 2015

Pukul : 10.00 – 12.00

Lokasi : Jl. Manggarai Selatan II, Tebet

 

Tim yang hadir :

Ketua : Dhea Kartiko Pramudito

 

Anggota :

  1. Muhammad Hilriansyah
  2. Adam Dwi Susanto
  3. Yudha Darmawan G
  4. Alvin Cunwinata
  5. Calvyn Julian
  6. Yuvento Cungiono

70653

70659

70658

70654

70655

70656

70657

Teori :

Hal – hal yang diajarkan dari mata kuliah Character Building : Professional Development yaitu karakter kami dididik untuk bekerja secara professional. Di Character Building : Professional Development, kita juga diajarkan berbagai teori etika, seperti Utilitarianisme Ethics, Duty Based Ethics, dan lain-lain.

 

Persiapan :

Persiapan yang kami lakukan sebelum melakukan kegiatan validasi data 8355 adalah meminta data 8355 dari TFI yang berasal dari Dinas. Sesampainya kami di sekolah SDN Manggarai 19 PG, kami mencocokkan data 8355 yang kami minta dari TFI dengan data 8355 dari sekolah.

 

Metode :

Kami mencocokkan data 8355 yang kami dapat dari Dinas dengan data 8355 dari sekolah

 

Pengukuran Kinerja :

70667

Survey Internal:

Menurut kami, seluruh anggota kelompok kami telah melakukan kegiatan ini dengan baik. Seluruh anggota kami aktif berpartisipasi dan bersikap sopan, hanya saja beberapa anggota dari kelompok kami tidak datang tepat waktu.

 

Hasil Kegiatan :

Validasi data 8355 yang kami dapat dari Dinas dengan data 8355 dari sekolah

 

Kesimpulan kegiatan validasi 8355 :

Dari kegiatan validasi data 8355, kami menyimpulkan bahwa terdapat 4 siswa/i yang tidak terdaftar di data 8355 yang diberikan oleh dinas

 

Kesimpulan Kegiatan :

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kurangnya komunikasi dengan anggota kelompok, sehingga beberapa anggota kelompok kami tidak datang tepat waktu.
Perbaikan yang akan kami lakukan untuk kegiatan selanjutnya adalah lebih memperbanyak komunikasi dengan anggota kelompok, serta lebih siap untuk kegiatan selanjutnya

 

Jumlah Peserta :

– 7 anggota kelompok

PENDATAAN DAN VALIDASI REALISASI KARTU JAKARTA PINTAR DI SEKOLAH SDN MANGGARAI 19 PG. DALAM PENERAPAN MATA KULIAH CHARACTER BUILDING BERSAMA TEACH FOR INDONESIA

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di Sekolah SDN Manggarai 19 PG. Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building Bersama Teach For Indonesia

TFI Logo 2

logo-binus

Kelas : LI01

Dosen : Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H.

Waktu : Selasa, 17 November 2015

Pukul : 10.00 – 12.00

Lokasi : Jl. Manggarai Selatan II, Tebet

 

Tim yang hadir :

Ketua : Dhea Kartiko Pramudito

Anggota :

  1. Muhammad Hilriansyah
  2. Adam Dwi Susanto
  3. Yudha Darmawan G
  4. Alvin Cunwinata
  5. Calvyn Julian
  6. Yuvento Cungiono

70653

70659

70658

70654

70655

70656

70657

Teori :

Hal – hal yang diajarkan dari mata kuliah Character Building : Professional Development yaitu karakter kami dididik untuk bekerja secara professional. Di Character Building : Professional Development, kita juga diajarkan berbagai teori etika, seperti Utilitarianisme Ethics, Duty Based Ethics, dan lain-lain.

 

Persiapan :

Persiapan yang kami lakukan sebelum melakukan kegiatan wawancara Kartu Jakarta Pintar adalah melakukan survey lokasi sekolah dan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan kegiatan wawancara Kartu Jakarta Pintar.

 

Metode :

Kami mengumpulkan anak – anak kedalam satu kelas, lalu kami membagi menjadi 7 kelompok kecil. Dan masing – masing dari kami melakukan wawancara kepada masing – masing kelompok.

 

Pengukuran Kinerja :

70666

Survey Internal:

Menurut kami, seluruh anggota kelompok kami telah melakukan kegiatan ini dengan baik. Seluruh anggota kami aktif berpartisipasi dan bersikap sopan, hanya saja beberapa anggota dari kelompok kami tidak datang tepat waktu.

 

Hasil Kegiatan :

Menginput laporan hasil wawancara Kartu Jakarta Pintar baik dari siswa maupun sekolah dari kuisioner KJP ke google docs yang diberikan oleh Teach For Indonesia(TFI).

 

Kesimpulan Kegiatan KJP :

Kesimpulan yang kami dapatkan dari kegiatan wawancara Kartu Jakarta Pintar ini adalah KJP sudah terlaksana dengan cukup baik dalam sekolah ini, tetapi ada beberapa orang tua/wali siswa belum mengumpulkan struk belanja kepada sekolah.

 

Kesimpulan Kegiatan :

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kurangnya komunikasi dengan anggota kelompok, sehingga beberapa anggota kelompok kami tidak datang tepat waktu.
Perbaikan yang akan kami lakukan untuk kegiatan selanjutnya adalah lebih memperbanyak komunikasi dengan anggota kelompok, serta lebih siap untuk kegiatan selanjutnya

 

Jumlah Peserta :

– 7 anggota kelompok

– 30 siswa SDN Manggarai 19 PG

Proposal

TFI Logo 2BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teorema Bayes dikemukakan oleh seorang pendeta presbyterian Inggris pada tahun 1763 yang bernama Thomas Bayes . Teorema Bayes ini kemudian disepurnakan oleh Laplace. Teorema Bayes digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu peistiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi.
Teorema ini menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya peristiwa A dengan syarat peristiwa B telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa B dengan syarat peristiwa A telah terjadi. Teorema ini didasarkan pada prinsip bahwa tambahan informasi dapat memperbaiki probabilitas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teorema Bayes
Dalam teori probabilitas dan statistika, teorema Bayes adalah sebuah teorema dengan dua penafsiran berbeda. Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru. Dalam penafsiran frekuentis teorema ini menjelaskan representasi invers probabilitas dua kejadian. Teorema ini merupakan dasar dari statistika Bayes dan memiliki penerapan dalam sains, rekayasa, ilmu ekonomi (terutama ilmu ekonomi mikro), teori permainan, kedokteran dan hukum. Penerapan teorema Bayes untuk memperbarui kepercayaan dinamakan inferens Bayes.
Misalkan kawan Anda bercerita dia bercakap-cakap akrab dengan seseorang lain di atas kereta api. Tanpa informasi tambahan, peluang dia bercakap-cakap dengan perempuan adalah 50%. Sekarang misalkan kawan Anda menyebut bahwa orang lain di atas kereta api itu berambut panjang. Dari keterangan baru ini tampaknya lebih bolehjadi kawan Anda bercakap-cakap dengan perempuan, karena orang berambut panjang biasanya wanita. Teorema Bayes dapat digunakan untuk menghitung besarnya peluang bahwa kawan Anda berbicara dengan seorang wanita, bila diketahui berapa peluang seorang wanita berambut panjang.
Misalkan:
·         W adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang wanita.
·         L adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjang
·         M adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang pria
Kita dapat berasumsi bahwa wanita adalah setengah dari populasi. Artinya peluang kawan Anda berbicara dengan wanita,
P(W) = 0,5
Misalkan juga bahwa diketahui 75 persen wanita berambut panjang. Ini berarti bila kita mengetahui bahwa seseorang adalah wanita, peluangnya berambut panjang adalah 0,75. Kita melambangkannya sebagai:
P(L|W) = 0,75
Sebagai keterangan tambahan kita juga mengetahui bahwa peluang seorang pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata lain:
P(L|M) = 0,3
Di sini kita mengasumsikan bahwa seseorang itu adalah pria atau wanita, atau P(M) = 1 – P(W) = 0,5. Dengan kata lain M adalah kejadian komplemen dari W.
Tujuan kita adalah menghitung peluang seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut panjang, atau dalam notasi yang kita gunakan, P(W|L). Menggunakan teorema Bayes, kita mendapatkan:
Di sini kita menggunakan aturan peluang total. Dengan memasukkan nilai-nilai peluang yang diketahui ke dalam rumus di atas, kita mendapatkan peluang seseorang itu wanita bila diketahui dia berambut panjang adalah 0,714. Angka ini sesuai dengan intuisi awal kita, bahwa peluang kawan kita itu bercakap-cakap dengan wanita meningkat.
Dari contoh di atas kita bisa merumuskan teorema Bayes secara umum.

B. Teorema Bayes
Teorema Bayes, diambil dari nama Rev. Thomas Bayes, menggambarkan hubungan antara peluang bersyarat dari dua kejadian A dan B sebagai berikut:
P(A | B) = P(B | A) P(A)
P(B)

or

P(A | B) = P(B | A) P(A)
P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)

C. Contoh Aplikasi Dari Teorema Bayes
Di sebuah negara, diketahui bahwa 2% dari penduduknya menderita sebuah penyakit langka. 97% dari hasil tes klinik adalah positif bahwa seseorang menderita penyakit itu. Ketika seseorang yang tidak menderita penyakit itu dites dengan tes yang sama, 9% dari hasil tes memberikan hasil positif yang salah.
Jika sembarang orang dari negara itu mengambil test dan mendapat hasil positif, berapakah peluang bahwa dia benar-benar menderita penyakit langka itu?
Secara sepintas, nampaknya bahwa ada peluang yang besar bahwa orang itu memang benar-benar menderita penyakit langka itu. Karena kita tahu bahwa hasil test klinik yang cukup akurat (97%). Tetapi apakah benar demikian? Marilah kita lihat perhitungan matematikanya.
Marilah kita lambangkan informasi di atas sebagai berikut:
·         B = Kejadian tes memberikan hasil positif.
·         B = Kejadian tes memberikan hasil negatif.
·         A = Kejadian seseorang menderita penyakit langka itu.
·         A = Kejadian seseorang tidak menderita penyakit langkat itu.
Kita ketahui juga peluang dari kejadian-kejadian berikut:
·         P (A) = 2%
·         P (A) = 98%
·         P (B | A) = 97%
·         P (B | A) = 9%
Dengan menggunakan rumus untuk peluang bersyarat, dapat kita simpulkan peluang dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi dalam tabel di bawah ini:

A (2%) A (98%)
B Positif yang benar
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 2% × 97% = 0,0194 Positif yang salah
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 98% × 9% = 0,0882
B Negatif yang salah
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 2% × 3% = 0,0006 Negatif yang benar
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 98% × 91% = 0,8918
Misalnya seseorang menjalani tes klinik tersebut dan mendapatkan hasil positif, berapakah peluang bahwa ia benar-benar menderita penyakit langka tersebut?
Dengan kata lain, kita mencoba untuk mencari peluang dari A, dimana B atau P (A | B).
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa P (A | B) adalah peluang dari positif yang benar dibagi dengan peluang positif (benar maupun salah), yaitu 0,0194 / (0,0194 + 0,0882) = 0,1803.
Kita dapat juga mendapatkan hasil yang sama dengan menggunakan rumus teorema Bayes di atas:
P(A | B) = P(B ∩ A)
P(B)
= P(B | A) × P(A)
P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)
= 97% × 2%
(97% × 2%) + (9% × 98%)
= 0.0194
0.0194 + 0.0882
= 0.0194
0.1076
P(A | B) = 0.1803

Hasil perhitungan ini sangat berbeda dengan intuisi kita di atas. Peluang bahwa orang yang mendapat hasil tes positif itu benar-benar menderita penyakit langka tidak sebesar yang kita bayangkan. Cuma ada sekitar 18% kemungkinan bahwa dia benar-benar menderita penyakit itu.
Mengapakah demikian?
Ketika mengira-ngira peluangnya, seringkali kita lupa bahwa dari seluruh populasi negara itu, hanya 2% yang benar-benar menderita penyakit langka itu. Jadi, walaupun hasil tes adalah positif, peluang bahwa seseorang menderita penyakit langka itu tidaklah sebesar yang kita bayangkan.
Kita bisa juga meninjau situasi di atas sebagai berikut. Misalnya populasi negara tersebut adalah 1000 orang. Hanya 20 orang yang menderita penyakit langka itu (2%). 19 orang dari antaranya akan mendapat hasil tes yang positif (97% hasil positif yang benar). Dari 980 orang yang tidak menderita penyakit itu, sekitar 88 orang juga akan mendapat hasil tes positif (9% hasil positif yang salah).
Jadi, 1000 orang di negara itu dapat kita kelompokkan sebagai berikut:
·         19 orang mendapat hasil tes positif yang benar
·         1 orang mendapat hasil tes negatif yang salah
·         88 orang mendapat hasil tes positif yang salah
·         892 orang mendapat hasil tes negatif yang benar
Bisa kita lihat dari informasi di atas, bahwa ada (88 + 19) = 107 orang yang akan mendapatkan hasil tes positif (tidak perduli bahwa dia benar-benar menderita penyakit langka itu atau tidak). Dari 107 orang ini, berapakah yang benar-benar menderita penyakit? Hanya 19 orang dari 107, atau sekitar 18%.

C. Penggunaan Teorema Bayes untuk Melakukan Klasifikasi
Sebelum mendeskripsikan bagaimana teorema Bayes digunakan untuk klasifikasi, disusun masalah klasifikasi dari sudut pandang statistik. Jika  melambangkan set atribut data dan  melambangkan kelas variabel. Jika variabel kelas memiliki hubungan non deterministic dengan atribut, maka dapat diperlakukan  dan  sebagai variabel acak dan menangkap hubungan peluang menggunakan . Peluang bersyarat ini juga dikenal dengan posterior peluang untuk , dan sebaliknya peluang prior .
Selama fase training, perlu mempelajari peluang posterior untuk seluruh kombinasi  dan  berdasar informasi yang diperoleh dari training data. Dengan mengetahui peluang ini, test record  dapat diklasifikasikan dengan menemukan kelas  yang memaksimalkan peluang posterior . Untuk mengilustrasikan pendekatan ini, perhatikan tugas memprediksi apakah seseorang akan gagal mengembalikan pinjamannya. Tabel 1 memperlihatkan training data dengan atribut : Home Owner,Marital Status, dan Annual Income. Peminjam yang gagal membayar diklasifikasikan sebagai seseorang yang membayar kembali pinjaman sebagai No.
Tabel 1. Training set untuk masalah kegagalan pinjaman.
biner kategorikal kontinyu kelas
Tid Home Owner Marital Status Annual Income Defaulted Borrower
1 Yes Single 120K No
2 No Married 100K No
3 No Single 70K No
4 Yes Married 120K No
5 No Divorce 95K Yes
6 No Married 60K No
7 Yes Divorce 220K No
8 No Single 85K Yes
9 No Married 75K No
10 No Single 90K Yes

Jika diberikan test record dengan atribut berikut :  = (Home Owner = No, Marital Status =Married, Annual Income = $120K). Untuk mengklasifikasi record, perlu dihitung peluang posterior ,  berdasar informasi yang tersedia pada training data. Jika, makarecord diklasifikasikan sebagai Yes, sebaliknya diklasifikasikan sebagai No.
Untuk mengestimasi peluang posterior secara akurat untuk setiap kombinasi label kelas yang mungkin dan nilai atribut adalah masalah sulit karena membutuhkan training set sangat besar, meski untuk jumlah moderate atribut. Teorema Bayes bermanfaat karena menyediakan pernyataan istilah peluang posterior dari peluang prior, peluang kelas bersyaratdan bukti:
… (1)
Ketika membandingkan peluang posterior untuk nilai  berbeda, istilah dominator, , selalu tetap, sehingga dapat diabailan. Peluang prior  dapat dengan mudah diestimasi dari training setdengan menghitung pecahan training record yang dimiliki tiap kelas. Untuk mengestimasi peluang kelas bersyarat , dihadirkan dua implementasi metoda klasifikasi Bayesian.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teorema Bayes adalah sebuah teorema dengan dua penafsiran berbeda. Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru.
Teorema Bayes, diambil dari nama Rev. Thomas Bayes, menggambarkan hubungan antara peluang bersyarat dari dua kejadian A dan B sebagai berikut:
P(A | B) = P(B | A) P(A)
P(B)

or

P(A | B) = P(B | A) P(A)
P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)

B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

M.B.A,Riduan.2006.Dasar-dasar Statistik.Bandung:ALFABETA
Pratiknya.Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grapindo Persada; 2000.
Arjatmo Tjokro. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI.
Sokidjo Notoatmojo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. 1999.
Hidayat AA. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta.Salemba medika; 2007,
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta;2004.

yuvento-1701300464

Pertemuan empat

TFI Logo 2Pada pertemuan terakhir ini , kami mengajarkan anak-anak tentang berhitung , perkalian pembagian dan tambah-tambah . Kebanyakan mereka hanya bisa tambah dan pengurangan saja , perkalian dan pembagian dikit yang bisa.

IMG_2408Seperti biasa kan mengajarkan mereka dulu step by step lalu kami berikan Latihan sampai mereka hafal . Kami menyuruh mereka menyebutkan satu-satu perkalian 1 sampai 10 lalu kami akan menyanyai mereka dengan spontan.

IMG_2398Setelah selesai kami mengatakan perpisahan  , lalu kami memberikan hadiah pensil , pulpen , buku tulis untuk sekolah.Mereka sangat senang.

IMG_3414Menurut saya p mengajar anak anak paud mengajarkan saya banyak hal, dari pengalaman dan sifat-sifat dari anak-anak tersebut. Saya cukup senang dengan kegiatan Cb ini bisa dapat mendapatkan banyak pengalaman yang belom pernah saya dapat.

yuvento-1701300464,

29-mei-2015

pertemuan tiga

TFI Logo 2Pada pertemuan 3 ini , kami mengajarkan bahasa inggris , mereka saat sekolah belom diajarkan bahasa inggris , pada pertamanya kami mengajarkan tentang alphabet , banyak yang masih kaku juga.

IMG_2372Lalu saya mengerjakan tentang kata per kata seperti pria = boy , dll, banyak yang salah ucap juga seperti girl jadi girl . Lalu mereka ditertawakan teman-teman-nya. Lalu saya memberikan kuis bagi yang bisa akan diberikan sebuah permen .  Setelah itu kelompok saya mengajarkan mereka tentang perkenalaln dalam bahasa ingrris juga .

IMG_2471Saat sudah mau berpisah kami menanyakan untuk minggu depan mereka mau diajarkan apa , mereka memilih diajarkan berhitung untuk materi selanjutnya.
IMG_3436yuvento-1701300464,

28-april-2015

Pertemuan kedua

TFI Logo 2Hari ini kami memulai pertemuan kedua kami untuk mengajar bernyanyi dan menulis untuk anak TK ,Sebelom kami memulai pertemuan kami , kami memulainy dengan berdoa lalu pengenalan karena banyak anak baru yang datang juga .IMG_2399

banyak sekali anak Tk disana belom begitu pandai menulis . Jadi saya memberikan beberapa latihan menulis ALPHABET , pertama mereka malas , llau kami memberikan hadiah bagi mereka yang bisa menulisnya dengan cepat dan rapi , jadi mereka mulai bersemangat.

IMG_2396
Lalu kami juga mengajari mereka cara bermain musik dengan mengunakan alat musik seperti gitar , bass. Disini ketua kelompok saya yang mengajari karena saya tidak bisa bermain alat musik juga , disini smua anak pria seru sekali memainkanya .

IMG_2392
Yuvento-1701300464,

21-05-2015

Pertemuan pertama

TFI Logo 2Hari ini,  tanggal 7 Mei, kami mengunjungi sebuah tempat pengajaran bernama sanggar kemanggisan , Jakarta Barat tepatny dibelakang Binus Square. Anak-anak tersebut berbeda-beda umur ada yang sudah sekolah ada yang belom , di sanggar itu bukan tempat sekolah melainkan tempat mengajar dan bermain bersama-sama . Jadi disana mereka mengerjakan PR lalu setelah itu mereka pergi sekolah.

IMG_2393kami memulai aktifitas dengan mengajar anak-anak belajar menggambar.aktifitas pertama yang kami berikan adalah kreatifitas , kami mengajar mereka membaut origami membuat pesawat, burung . Kami juga memberikan kertas yang bergambar kubus lalu mereka akan sambungkan .Lalu kita juga membantu anak-anak TK disana mengerjakan tugas mereka.

IMG_3398Yuvento-1701300464,

7 mei 2015